Home

Thursday, August 12, 2010

Bayi menangis tak cukup susu?



Selalu sangat aku didatangi persoalan mengenai tak cukup susu untuk bayi. Lantaran itu bayi berusia 15 hari, bayi 5 bulan, bayi 1 tahun diberikan susu formula sebagai tambahan.

Langkah awal sebelum aku memberi suggestions dan juga membuat kesimpulan adalah bagaimanakan ibu tahu yang anak tidak cukup susu?

Dan seringkali juga aku diberi alasan anak menangis walaupun baru diberikan susu ibu.

Sebagai ibu yang menyokong penyusuan, sedih hati ini mendengar ibu terpaksa memberi susu formula kerana 'tidak cukup susu', tapi bila diletakkan diri dalam tempat ibu itu, aku faham situasinya.

Ibu mana yang sanggup dengar anak merengek dan terkulat-kulat 'kelaparan' kan?



Walau bagaimanapun, disini aku titipkan artikel menarik dari kaunselor laktasi dari Indonesia, Mia Sutanto mengenai kenapa bayi sering menangis, dan kaitannya dengan situasi 'tidak cukup susu' untuk tatapan kita bersama.

  1. Bayi Baru Lahir Butuh Penyesuaian
  2. Setelah 9 bulan didekap dengan hangat dan lembut dalam rahim bunda, diiringi dengan kedamaian suara detak jantung bunda…tiba-tiba harus lahir ke dunia yang terang benderang, berisik, ramai, dingin, penuh dengan orang-orang yang tidak dikenal…gak heran ya bayi yang baru lahir langsung nangis sekencang-kencangnya. Disinilah salah satu manfaat dilakukannya IMD (inisiasi menyusu dini), ternyata bayi akan berhenti menangis apabila langsung diletakkan diatas dada ibunya, dan tingkat hormon stresnya akan menurun sebesar 50%. Bayangkan kita harus tinggal di negara lain, belum pernah kesana, tidak kenal siapa-siapa, tidak bisa berbahasa setempat, belum biasa (cocok) dengan makanan setempat…belum lagi terdapat perbedaan musim dan waktu (disini siang, disana malam). Begitulah kira-kira apa yang dialami seorang bayi baru lahir, semua serba asing, serba baru, serba belum bisa. Satu-satunya usaha yang bisa dilakukan adalah dengan berkomunikasi…melalui tangisannya.
  3. Bayi Baru Lahir Butuh Rasa Aman dan Nyaman
  4. Mama… aku gak nyaman nih, aku abis pipis/pup… panas bunda, kipas anginnya kurang kencang… ibu, AC-nya dikecilkan dong, aku kedinginan nih… wah, aku digigit nyamuk lagi bunda, gatal… mama, bajuku kasar… ibu, aku pegal tidur diposisi ini terus… aduh, sakit bunda, tanganku kepentok pinggiran tempat tidur… ummi, aku bosan disini terus, gendong ya… ibu, perutku kembung nih… mama, aku lapaaaaarrr…!!!
    Semua itu dia komunikasikan melalui tangisan. Belum lagi seorang bayi baru lahir sangat butuh perasaan aman, dan itu hanya dia dapatkan dari dekapan hangat penuh cinta bundanya, terutama pada saat-saat menyusui. Wah, gak heran ya seorang bayi sering menangis.
  5. Menyusui: Memenuhi Rasa Haus, Lapar dan Comfort
  6. Hal yang seringkali tidak disadari oleh para orangtua adalah, bayi menyusu bukan saja karena lapar tetapi terkadang bayi hanya haus, dan di lain waktu bayi menyusu karena membutuhkan rasa nyaman dari dekapan sang bunda (http://www.kellymom.com/store/handouts/newborn/sleep.pdf). Bagaimana bila bayi sedang dalam fase tumbuh gigi, atau sedang dalam proses pencapaian salah satu milestone-nya, atau bayi sedang sakit dan tidak enak badan? Semua itu dia komunikasikan melalui tangisannya, dan semua itu dapat menyebabkan seorang bayi menjadi sangat membutuhkan rasa nyaman yang diperoleh pada saat sedang menyusu.
  7. Kapasitas Perut Seorang Bayi
  8. Kenapa kolostrum diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit (setiap kali bayi menyusu pada hari-hari pertama, hanya minum 1-2 sendok teh kolostrum)..? Ini dikarenakan pada hari pertama kapasitas lambung seorang bayi baru lahir hanyalah sebesar 5-7ml setiap kali minum. Iya, ukuran lambungnya hanya sebeser kelereng (gundu), dan dinding lambungnya tidak bisa melar untuk menampung lebih banyak cairan. Makanya bayi baru lahir HANYA membutuhkan kolostrum, kualitas dan kuantitasnya secara sempurna memenuhi kebutuhan sang bayi (http://www.llli.org/images/InfantStomach.jpg). Pada hari ke-3, ukuran lambung bayi membesar menjadi seukuran bola bekel, atau seukuran kepalan tangannya, sehingga sekali minum lambung sudah bisa menampung 22-27ml (biasanya pad ahari ke-3 ini, kolostrum mulai berubah menjadi ASI transisi dan volumenya juga bertambah). Pada hari ke-7, lambung kembali membesar seukuran bola pingpong, dan bayi mulai bisa minum 45-60ml setiap kali menyusu. Hari ke-10, ukuran lambung bayi kurang lebih sama dengan telur ayam yang besar, dan kapasitasnya bertambah menjadi sekitar 60-81ml sekali minum (makanya pada usia sekitar 10-14 hari, bayi mengalami percepatan pertumbuhan yang pertama – lihat keterangan dibawah ini). Kalau sudah tahu gini, jangan kaget ya kalau ternyata bayi anda menyusu setiap 1-1,5 jam atau bahkan kurang dari itu. Ternyata ukuran lambung bayi memang sangat kecil, jadi hanya bisa menampung sedikit setiap kali menyusu sehingga bayi perlu SERING menyusu.
  9. ASI Sangat Mudah Diserap dan Dicerna
  10. Selain faktor ukuran lambung bayi yang memang kecil, ternyata ASI sangat mudah diserap dan dicerna oleh tubuh bayi. Semua nutrisi yang terkandung dalam ASI sangat cocok dan mudah diserap oleh pencernaan seorang bayi manusia, dan ASI mengandung enzim-enzim pencernaannya sendiri (http://www.enotalone.com/article/3606.html). Jadi bayangkan, begitu masuk kedalam lambung, ASI langsung dicerna dan diserap secara sempurna oleh tubuh bayi, ditambah dengan ukuran lambung bayi yang masih sangat kecil. Tidak heran kan kalau bayi ASI lebih cepat dan mudah merasa lapar kembali.
  11. Produksi ASI: Supply and Demand
  12. Memang betul, selama periode menyusui, produksi ASI sangat ditentukan oleh prinsip supply and demand. Artinya, semakin sering payudara diisap dan dikosongkan, maka semakin sering dan semakin banyak ASI akan diproduksi. Namun, hal tersebut tidak berlaku pada hari 1-3 setelah kelahiran bayi (http://www.kellymom.com/bf/supply/milkproduction.html), pada saat-saat tersebut produksi ASI lebih ditentukan oleh kerja hormon prolaktin. Tapi bayi tetap perlu sering menyusu untuk mendapatkan kolostrum secara maksimal, mengingat ukuran lambung bayi yang masih sangat kecil. Pada saat kolostrum berubah menjadi ASI transisi (sekitar hari ke-2 atau ke-3), maka mulailah prinsip supply and demand tersebut dan di masa-masa awal ini, terkadang antara supply dan demand belum cocok. Misalnya: demand bayi sudah besar, tetapi supply ASI masih sedikit sehingga bayi akan sangat sering menyusu (karena sering lapar dan untuk meningkatkan produksi ASI) dan menangis karena lapar. Atau, supply ASI sudah sangat banyak, tetapi demand-nya masih sedikit. Walhasil bayi sering menangis pada saat sedang menyusu karena aliran ASI sangat banyak, atau menangis setelah selesai menyusu karena terlalu banyak menelan udara sehingga kembung.
  13. Percepatan Pertumbuhan (Growth Spurt)
  14. Percepatan pertumbuhan tidak hanya terjadi pada bayi, tetapi hal ini akan terus terjadi sampai dengan bayi menjadi seorang remaja. Namun pada bayi, kondisi ini biasanya hanya berlangsung sekitar 3 hari dan terjadi di usia 10-14 hari, 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, 6 bulan dan 9 bulan (http://breastfeeding.about.com/od/breastfeedingbystage/a/growthspurts.htm). Pada periode ini, bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental yang sangat cepat, sehingga membutuhkan ekstra kalori untuk mengimbanginya. Pada bayi ASI, ekstra kalori tersebut didapat dengan cara meningkatkan produksi ASI ibunya dan cara yang paling ampuh untuk meningkatkan produksi ASI adalah dengan bayi lebih sering menyusu.
  15. Faktor Psikis dan Kesehatan Fisik Ibu
  16. Bayangkan skenario ini: seorang ibu baru saja selesai menyusui bayinya yang berusia 10 hari kemudian secara perlahan-lahan (supaya tidak membangunkan) meletakkan bayi tersebut di tempat tidurnya. 15 menit kemudian bayinya terbangun lagi dan menangis, dan si ibu kembali menyusui bayinya selama setengah jam. Selesai menyusui, ibu beringsut-ingsut ke kamar mandi karena dari pagi belum mandi. Baru hendak melepaskan pakaian, terdengar lagi suara tangisan bayinya. Ibu menjadi stres, cemas, takut dan khawatir ASI-nya pasti tidak cukup/hanya sedikit sehingga bayinya jadi sering terbangun dan menangis karena lapar. Belum lagi rasa capek, pegal, (sisa) sakit akibat persalinan, baby blues, dan pola makan yang belum teratur karena terlalu sibuk mengurus sang buah hati. Kombinasi dari beberapa faktor diatas bisa mempengaruhi kelancaran ASI (http://www.breastfeed.com/articles/overcoming-difficulties/stressed-out-and-dried-up-3259/), mempengaruhi kerja hormon oksitosin sehingga Let Down Reflex (LDR) menjadi terhambat dan bayi tidak dapat minum ASI dengan puas sampai kenyang. Akibatnya, baru selesai disusui, bayi akan menangis lagi untuk minta disusui lagi karena sebenarnya dia belum kenyang.
  17. ASI Yang Diperah ≠ ASI Yang Diproduksi
  18. Inilah kesalahan yang seringkali dilakukan oleh para ibu; memerah ASI untuk melihat berapa banyak ASI yang mereka hasilkan. Jumlah ASI yang berhasil diperah/dipompa hanya menunjukkan seberapa banyak si ibu bisa memerah/memompa ASInya, BUKAN seberapa banyak si ibu bisa memproduksi ASI. Berapa banyak ASI yang bisa diperah/dipompa sangat tergantung pada beberapa hal, misalnya: apakah LDR berfungsi pada saat sedang memerah/memompa, seberapa lihai ibu memerah dengan tangan atau menggunakan pompa ASI, apakah teknik yang digunakan sudah benar, apakah pompa ASI dalam keadaan prima (tidak ada bagian yang rusak), dll. Kemampuan ibu untuk memerah/memompa ASInya jauh dibawah kemampuan si bayi untuk mengisap dan mengeluarkan ASI dari payudara. Itupun bayi rata-rata hanya bisa ’mengosongkan’ payudara sekitar 70% dari kapasitas produksi.
  19. Posisi Menyusui dan Pelekatan
  20. Mungkin salah satu hal yang paling menentukan apakah bayi dapat mengeluarkan ASI secara efektif dari payudara ibunya, sehingga dapat minum ASI sampai puas, adalah posisi menyusui (http://www.mayoclinic.com/health/breast-feeding/FL00096) serta pelekatan mulut bayi pada payudara si ibu (http://www.breastfeeding.com/helpme/helpme_images_latchon.html). Banyak faktor yang mempengaruhi posisi dan pelekatan ini, seperti anatomi payudara (besar, kecil, dll) serta puting (besar, kecil, datar, dll) ibu dan anatomi mulut bayi (celah bibir, lidah pendek, dll). Apabila posisi menyusui dan/atau pelekatan mulut bayi masih kurang tepat, ada kemungkinan bayi tidak dapat mengeluarkan dan minum ASI secara maksimal dari payudara ibunya. Akibatnya, walaupun bayi sering dan lama menyusunya, dia akan cepat menangis dan lapar kembali karena sebenarnya belum kenyang.
  21. Produksi ASI Memang Sedikit (1 dari 1000 Wanita)
  22. Pada akhirnya, dari 1000 wanita yang mengaku ASInya sedikit atau kurang, ada 1 yang memang betul-betul tidak dapat menghasilkan ASI untuk mencukupi kebutuhan bayinya. Hal ini biasanya disebabkan oleh kelainan anatomi pada payudara dan/atau gangguan hormon ASI pada si ibu (http://www.lactationconsultant.info/how.html).


Jadi, kesimpulannya, bayi kuat menyusu kerana perutnya yang kecil, dan juga susu ibu mudah dicernakan lalu menyebabkan bayi sering lapar. Ini ditambah pula dengan growth spurt serta mahukan kehangatan dakapan ibu dan faktor-faktor yang disenaraikan, maka bayi menangis. Kerana hanya itulah medium komunikasi yang bayi tahu untuk mendapatkan perhatian.

Janganlah panik. Bertenang dan positifkan diri anda. Tangisan adalah sesuatu yang sihat dan tidak selalunya buruk. Berfikirlah secara positif bahawa tangisan adalah sihat berbanding risaukan bayi tidak cukup susu.

:)

3 comments: